II
TINJAUAN MASALAH
A. Klasifikasi
Tanaman Kacang Hijau
·
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·
Sub Kelas : Rosidae
·
Ordo :
Fabales
·
Famili :
Fabaceae (suku polong-polongan)
·
Genus :
Phaseolus
·
Spesies : Phaseolus Radiatus L.
B. Lama Prendaman Kacang Hijau
Salah satu proses dalam penelitian perkecambahan kacang hijau ini
adalah proses perendaman. Proses perendaman dilakukan sebelum melakukan
penanaman biji kacang hijau pada media kapas. Lama perendaman ini sangat
berpengaruh pada pertumbuhan kacang hiaju. Pertumbuhan Biji kacang hijau
menjadi lebih pesat karena ketika proses perendaman ada air yang masuk meresap
ke dalam biji kacang hijau tersebut atau biasa di sebut imibisi.Air yang
berimibisi tersebut langsung memenuhi ruang di dalam kecambah sehingga lapisan
lapisan pembungkus pecah dan membuat perubahan metabolic(adanya hormone
hiberelin) terhadap embrio , sehingga menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhan,Kadar air juga sangat berpengaruh terhadap perkecambahan, dengan
kadar air biji yang berlebihan maka tingkat penyerapan air pada waktu
perkecambahan tidak dapat optimum.Oleh karena itu lebih baik merendam biji
kacang hijau tersebut dengan waktu yang cukup tidak boleh kurang ataupun lebih
karena apabila terlalu lama menyebabkan biji kacang hijau tersebut menjadi
busuk.
C. Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan
adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan.Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang
tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.
Pertumbuhan
suatu tanaman diawali dengan proses perendama dimulai dengan proses penyerapan
air ke dalam sel-sel. Proses ini merupakan proses fisika. Masuknya air pada
biji menyebabkan enzim aktif bekerja. Bekerjanya enzim merupakan proses kimia.
Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltose, selanjutnya maltose
dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa.Protein juga dipecah menjadi
asam-asam amino. Senyawa glukosa masuk ke proses metabolisme dan dipecah
menjadi energi atau diubah menjadi yang senyawa karbohidrat yang menyusun
struktur tubuh. Asam-asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi
untuk menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim baru. Asam-asam lemak
terutama dipakai untuk menyusun membransel.(Istamar Syamsuri, 2004)
Perendaman
biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa
tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan
makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh
atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintesis).(Bagod Sudjadi, 2006)
Proses
penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang
masuk ke dalam kotiledon menyebabkan volumenya bertambah, akibatnya kotiledon
membengkak.Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.(Bagod
Sudjadi, 2006)
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio
atau lembaga tumbuhan.Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu
akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang
lembaga (kaulikulus).
Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu :
1.
Pertumbuhan Primer
Terjadi
sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
2.
Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder
yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai dikotil, gymnospermae
dan menyebabkan membesarnya ukuran diameter tumbuhan. Mula-mula kambium hanya
terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasic atau kambium
intravaskuler. Fungsinya adalah membentuk xylem dan floem primer.Selanjutnya
parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium
yang disebut kambium intervasis.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas
faktor luar dan faktor dalam.
1.
Faktor Luar (Eksternal)
a.
Makanan
Makanan
adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis sebagai komponen sel.
b.
Air
Tanpa
air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat
dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan
reaksi enzimatik, menjaga kelembapan dan membantu perkecambahan biji. Tanpa
air, reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan
tumbuhan mati.
c.
Suhu
Suhu
yang baik atau ideal yang diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung baik disebut suhu optimum (10oC-38oC).Umumnya
tumbuhan tidak dapat tumbuh di bawah suhu 0oC dan di atas 40oC.Keberadaan
suhu ini erat hubungannya dengan kerja enzim. Jika suhu terlalu tinggi atau
terlalu rendah, enzim akan rusak.
d.
Kelembapan
Kelembapan
udara memengaruhi penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrien.
e.
Cahaya
Cahaya
sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis.
2.
Faktor Dalam (Internal)
a.
Gen
Gen
merupakan substansi hereditas dan penentu sifat individu yang terdapat di dalam
kromosom.
b.
Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
Fitohormon
adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan, yang dalam konsentrasi
rendah atau kecil dapat mengatur proses fisiologis. Adapun syarat-syarat
fitohormon yaitu senyawa organik yang dihasilkan oleh tumbuhan itu sendiri;
harus dapat ditranslokasikan; tempat sintesis dan kerja berbeda; dan aktif
dalam konsentrasi rendah.
Jadi
jika salah satu faktir diatas tidak menyertai pertumbuhan suatu tanaman maka
pertumbuhan akan terjadi secara tidak sempurna.
1.
Ukuran benih
Berdasarkan hasil penelitian, ukuran benih
mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih
sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin
meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya suhu pada pada
saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
2.
Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup meskipun diletakkan pada
lingkungan yang memenuhi syarat untuk tumbuhan. Penyebab dormansi antara
lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum
pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh
sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat pertumbuhan. Benih
dorman dapat dirangsang untuk perendaman dengan perlakuan seperti: pemberian
suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau
direndam dalam larutan asam sulfat.
3.
Penghambat perendaman
Banyak zat-zat yang diketahui dapat
menghambat perendaman benih. Contoh zat-zat tersebut adalah: herbisida,
auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang
mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat respirasi
(sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat
perkecambahan tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi.
Istilah induksi dormansi digunakan bila benih dapat dibuat berkecambah lagi
oleh beberapa cara yang telah disebutkan.
4.
Air
Faktor yang mempengaruhi penyerapan air
oleh benih ada 2, yaitu: sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang
tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk perendaman
bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga
kali dari berat keringnya.
5.
Temperatur
Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perendaman benih. Temperatur minimum/maksimum adalah
temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah
temperatur minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan
benih dan terbentuknya abnormal.
6.
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perendaman
berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan
oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan
dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa
jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan
berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
7.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada
jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau
gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya
pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan
lemah.
D. Kriteria
Perendaman Normal dan Abnormal
Daya perendaman benih
memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal
menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum.
Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal.
1.
Perendaman
normal
a.
Perendaman memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama
akar primer dan akar seminal paling sedikit dua.
b. perkembangan
hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan.
c.
pertumbuhan
plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna
dengan kuncup normal.
d. memiliki satu kotiledon
untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
2. Perendaman
abnormal
a.
Perendaman rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek.
b. Bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian
penting lemah dan kurang seimbang. Plumula terputar, hipokotil, epikotil,
kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil.
c.
Perendaman tidak membentuk klorofil.
d. Perendaman
lunak.
F. Biji Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
daerah tropika.Tumbuhan yang termasuk suku
polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah.Tanaman kacang hijau
memiliki bunga yang majemuk dan terdiri tiga helai daun dengan bentuk segitiga
serta memiliki tulang daun yang menyirip. Kacang hijau sendiri memiliki
kulit biji berwarna hijau dengan biji yang berwarna putih. Umumnya biji
kacang hijau sering dijadikan tauge. Jenis kacang hijau yang terkenal adalah
Golden gramm,merupakan jenis kacang hijau dengan warna keemasan. Golden gramm
sendiri memiliki nama ilmiah Phaselus aureus dan Green gramm ,jenis kacang
hijau yang memiliiki warna hijau. Green gramm memiliki nama ilmiah Phaseolus
radiates.
G.
Manfaat Kacang
Hijau
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak
jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat
untuk memperkuat tulang.Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat
baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi.Kadar lemak yang
rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat
dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73%
asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh.Umumnya kacang-kacangan memang
mengandung lemak tak jenuh tinggi.Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk
menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1
yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.Maka kacang hijau dan
turunanny asangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi
protein yang berfungsi mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh,
oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk
mengkonsumsinya.
III METODE PENELITIAN
A.
Alat dan Bahan
1. Gelas plastik mineral 6 buah
2. Penggaris
3. Kapas
4. Air
5. Biji kacang hijau 6o butir
B. Hipotesis
Hipotesis yang terjadi pada
penelitian pengaruh lama perendaman terhadap biji kacang hijau ini adalah H1,
karena lama perendaman berpengaruh pada pertumbuhan biji kacang hijau. Jumlah
kecambah kacang hijau lebih banyak jika mengalami peraendaman yang lebih lama.
Tidak hanya jumlahnya, perendaman ini juga mempengaruhi tinggi dari perendaman kacang
hijau tersebebut.
C. Variable penelitian
a.
Variabel
Bebas : Perbedaan waktu
perendaman
b. Variabel
Terikat : Jumlah dan tinggi perendaman
kacang hijau
c.
Variabel
Kontrol : Di tempat yang redup
D. Data
NO
|
LAMA PERENDAMAN
|
JUMLAH PERENDAMAN
|
1
|
0 Jam
|
1
|
2
|
1 jam
|
4
|
3
|
2 jam
|
5
|
4
|
3 jam
|
6
|
5
|
4 jam
|
6
|
6
|
5 jam
|
6
|
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, lama perendaman terhadap biji
kacang hijau ternyata sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kacang
hijau. Semakin lama perendaman, jumlah perendaman yang dihasilakan semakin
banyak, dan sebaliknya. Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan biji
kacang hijau. Cahaya yang redup mempercepat proses pertumbuhan. dan jika
diletakkan di tempat yang mengandung banyak cahaya, biji kacang hijau yang
berbentuk perendaman itu sulit berkembang dan lama-kelamaan akan layu dan
akhirnya mati.
Penyiraman juga harus dilakukan
secara rutin, agar kecambah kacang hijau bisa tumbuh dengan baik. Biji kacang
hijau yang diberi air dengan teratur, dengan kata lain disini perendamannya
tidak terlalu lama dan air yang ada di dalam kapas juga tidak berlebihan akan
tumbuh lebih subur. Dan perkembangannya pun tidak selama jika biji kacang hijau
kekurangan air.
Dalam proses penyiraman, jika air
terlalu banyak yang digunakan untuk menyiram kecambah kacang hijau dan air
terlalu banyak tersimpan di media kapas, hal itu juga akan menghambat proses
tumbuhnya kacang hijau. banyaknya air akan mengakibatan kecambah kacang hijau
busuk. Selain penyiraman, lama perendaman yang tidak dibatasi waktu akan
mengakibatkan kacang hijau mudah busuk. Jika biji kacang hijau tersebut
membusuk, maka akan mengleuarkan bau yang tidak sedap.
F. Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)
Kacang hijau merupakan salah satu dari kelompok tanaman
kacangkacangan yang penting di Indonesia, sebab tumbuhan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan benih adalah terjadinya deteriorasi (kemunduran mutu) benih oleh faktor suhu dan lama penyimpanan. Suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan, suhu rendah lebih baik dari pada suhu yang tinggi untuk penyimpanan benih. Semakin rendah suhu penyimpanan penurunan viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sedangkan semakin tinggi suhu semakin meningkat laju penurunan viabilitas benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau (P. radiatus L).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah
suhu penyimpanan benih dengan -70°C, -5°C, 3°C dan 26°C. Sedangkan faktor kedua
adalah perlakuan lama penyimpanan 0 hari, 30 hari, 60 hari dan 90 hari. Data
yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan analisis varian, dan untuk
mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji (DMRT) dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh suhu dan
lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau. Suhu ruang simpan berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih kacang hijau, benih yang di simpan dalam ruang simpan bersuhu -70°C tetap memiliki viabilitas paling tinggi
dibandingkan benih yang disimpan pada ruang dengan suhu yang lebih tinggi, yang ditunjukkan dengan variabel daya kecambah dan vigor. Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih kacang hijau, benih yang di simpanselama penyimpanan 30 hari memiliki viabilitas paling tinggi dibandingkan benih yang disimpan selama 90 hari, yang ditunjukkan dengan variabel daya kecambah, vigor, waktu berkecambah dan panjang kecambah. Terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih kacang hijau, yang di tunjukkan oleh variabel daya kecambah dan vigor. Penyimpanan dalam ruang simpan dengan suhu-70°C dan -5°C lebih mampu mempertahankan viabilitas benih selama masa penyimpanan 30 hari dibandingkan benih yang di simpan pada suhu kamar (26°C) dan 3°C.